Doni P Joewono selaku Deputi Gubernur BI mengatakan, percuma jika pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif dibarengi lonjakan inflasi yang tinggi. Sebab itu artinya sama saja seperti tidak ada pertumbuhan ekonomi.
Seperti yang telah banyak yang diberitakan bahwasannya Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu menjaga pertumbuhan ekonomi, ketika sejumlah negara lainnya mengalami kontraksi di tengah ketidakpastian global. Meskipun ekonomi Indonesia terus terjaga di kisaran 5 persen, seperti pada kuartal II-2022 yang mencapai 5,44 persen, namun tidak ada artinya jika laju inflasi tak terkendali.
“Kita harus jaga momentum ini dengan menjaga inflasi. Percuma pertumbuhan ekonomi 5,4 persen kuartal II-2022 jika inflasi bisa lebih dari 10 persen, maka akan minus artinya, tidak ada growth (pertumbuhan),” ujar Doni dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi Selatan, Senin (24/10/2022).
Salah satu upaya pengendalian inflasi yang dilakukan BI adalah dengan memutuskan kenaikan suku bunga acuan 50 basis poin menjadi 4,7 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Oktober 2022.
Selengkapnya: BI Sebut Percuma Ekonomi Tumbuh, Kalau Inflasi Tumbuh Lebih Tinggi