Tahun 2023 akan menjadi tahun yang berat bagi Indonesia untuk meraup potensi penanaman modal. Hal ini dipengaruhi oleh dua hal, yakni terkait dengan kondisi global tentang ancaman resesi yang akan dihadapi oleh sejumlah negara dan kondisi domestik Indonesia yang mulai memasuki tahun politik tahun ini. Pernyataan tersebut datang dari Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
“Beberapa lembaga dunia menyatakan bahwa potensi resesi global sangat besar, tinggal hari ini yang menjadi diskusi kita adalah seberapa dalam resesi itu. Kedalamannya apakah dalam sekali atau tidak terlalu dalam,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (24/1/2023).
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat total realisasi investasi sepanjang 2022 mencapai Rp1.207,2 triliun. Dari jumlah tersebut, investasi PMA berkontribusi sebesar 54,2 persen atau senilai Rp654,4 triliun.
Bahlil melanjutkan bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi dan pentingnya PMA bagi Indonesia, hampir semua negara berkembang berburu modal asing. Padahal, kondisi uang beredar saat ini sangat terbatas. Hal ini yang kemudian menciptakan persaingan antarnegara.