Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dampak dari krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia. Menurutnya, saat ini ketidakpastian pasar keuangan global telah menurun karena respon mitigasi yang dilakukan oleh bank-bank di AS dan Eropa terhadap kasus-kasus perbankan yang terjadi.

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan aliran masuk modal asing dan memperkuat nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 juga mengalami peningkatan sebesar 5,03% secara year on year. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan ekspor, konsumsi swasta, dan konsumsi konsumen yang terus meningkat.

Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan tetap baik di masa depan, seiring dengan peningkatan mobilitas yang semakin membaik. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi global masih mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, hanya mencapai 2,6%. Namun, Sri Mulyani tetap optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2023 akan tetap meningkat sekitar 4,5% hingga 5,3%. Ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat ketidakpastian pasar keuangan global, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dapat bertahan dengan baik.

Dalam rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor LPS, Jakarta, Senin (8/5/2023), Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun dapat memberikan pengaruh positif bagi Indonesia.

Seiring dengan respon mitigasi yang dilakukan bank-bank di AS dan Eropa terhadap kasus-kasus perbankan, Sri Mulyani berharap bahwa aliran masuk modal asing ke Indonesia akan terus meningkat. Selain itu, dengan meningkatnya nilai tukar negara-negara berkembang termasuk Indonesia, pertumbuhan ekonomi di negara ini diprediksi akan tetap baik dan dapat mempertahankan performa ekonomi yang kuat.