Para pemimpin negara Asean telah mencapai kesepakatan untuk memperkuat konektivitas pembayaran regional dan transaksi mata uang lokal masing-masing negara atau dedolarisasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ke-42 Asean 2023 di Labuan Bajo. Hal ini merupakan bagian dari tujuan sentral lintas Asean agar Asean semakin kuat dan semakin mandiri. Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa kedua hal tersebut merupakan bagian dari 3 priority economy deliverables (PEDs) pilar ekonomi Keketuaan Asean 2023, yang bertujuan untuk menunjukkan komitmen dan tekad bersama para pemimpin Asean untuk memperdalam integrasi dan stabilitas keuangan.
Kerja sama RPC telah membuahkan hasil dengan implementasi pembayaran lintas negara berbasis QR Code antara Indonesia dengan Thailand dan Malaysia. Sedangkan, konektivitas pembayaran regional yang dikembangkan oleh kerangka LCT akan memperluas mekanisme transaksi mata uang lokal masing-masing negara ASEAN secara regional, yang akan mendukung upaya Asean untuk memperdalam integrasi keuangan secara komprehensif. Negara anggota Asean telah mengembangkan Pedoman Kerangka Kerja Sama Setelmen Mata Uang Lokal Asean untuk mempromosikan penggunaan mata uang lokal di kawasan Asean untuk perdagangan lintas-negara, penyelesaian investasi, dan pendapatan maupun transfer.
Erwin Haryono juga mengatakan bahwa ke depan, transaksi LCT akan dikembangkan untuk perdagangan dan investasi dan semua transaksi ekonomi dan keuangan, seperti transaksi giro, transaksi modal, dan transaksi keuangan. Konektivitas pembayaran regional dan transaksi mata uang lokal diharapkan dapat memfasilitasi pembayaran lintas negara di berbagai yurisdiksi dan mempersingkat rantai pemrosesan, yang pada gilirannya memperbesar manfaat pembayaran lintas negara. Dalam rangka mencapai tujuan integrasi dan stabilitas keuangan, para pemimpin Asean terus berupaya meningkatkan kerja sama dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS.