Dalam upaya menguatkan dukungan domestik terhadap kerja sama ekonomi multilateral Indonesia, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menyatakan langkah-langkah yang diambil. Ia menekankan bahwa tantangan global seperti pandemi Covid-19, konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina, serta fragmentasi perdagangan dunia telah menciptakan tingkat ketidakpastian yang signifikan.
Susiwijono mengungkapkan dalam keterangan resmi pada hari Minggu (15/10/203) bahwa ketidakpastian ini berdampak pada kebijakan perekonomian dunia, seperti peningkatan suku bunga dan inflasi, tekanan utang negara berkembang, serta perubahan dalam kondisi keuangan global.
Selain itu, ia juga mencatat bahwa risiko krisis pangan akibat fenomena El Nino turut memengaruhi produksi pangan. Di tengah kondisi ini, pemerintah telah memperkuat kebijakan domestik dan investasi sebagai langkah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah telah menerapkan bauran kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan sebagai upaya menjaga pertumbuhan ekonomi, mengendalikan inflasi, meningkatkan hilirisasi komoditas sumber daya alam, dan mendorong ekspor. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan sektor eksternal dan memaksimalkan bonus demografi Indonesia.
Susiwijono menekankan bahwa bonus demografi merupakan kesempatan yang unik dan hanya terjadi sekali dalam sejarah. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk mengoptimalkan bonus demografi Indonesia dalam dekade mendatang dengan menciptakan sebanyak mungkin lapangan kerja.
Kedepannya, pemerintah akan terus mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk melalui Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Salah satu contohnya adalah KEK Mandalika, yang dianggap sebagai salah satu upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Nusa Tenggara Barat. Susiwijono menegaskan bahwa KEK Mandalika harus mampu meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan memberikan manfaat yang konkret bagi kawasan tersebut, serta menarik minat investor.