Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa tingkat inflasi pada tahun 2023 mencapai tingkat terendah dalam dua dekade terakhir. Amalia Adininggar Widyasanti, Plt Kepala BPS, menjelaskan bahwa pencapaian ini disebabkan oleh penurunan tren inflasi pada komponen inti sepanjang tahun tersebut. Dalam konferensi pers di Jakarta pada hari Selasa (2/1/2024), Amalia menyatakan bahwa faktor penurunan ini terutama berasal dari komponen inti yang menunjukkan kecenderungan penurunan sepanjang tahun 2023. Ia menambahkan bahwa penurunan juga terlihat pada administered price (harga yang diatur pemerintah), setelah sebelumnya mengalami kenaikan yang signifikan pada November 2022.
Amalia juga mencatat fluktuasi harga bahan pokok akibat fenomena El Nino, tetapi harga pangan dari Januari hingga Desember 2023 tercatat mengalami penurunan. Dalam konteks ini, Amalia menekankan peran penting dari berbagai pihak, termasuk para pemangku kepentingan dan tim pengendali inflasi di tingkat pusat dan daerah, dalam upaya menjaga inflasi tetap rendah di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain.
Berdasarkan laporan BPS, tingkat inflasi tahunan atau year on year pada tahun 2023 mencapai 2,61 persen. Sementara itu, tingkat inflasi bulanan atau month to month pada Desember 2023 mencapai 0,41 persen. Meskipun inflasi bulanan tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang tahun 2023, kelompok pengeluaran yang paling berkontribusi terhadap inflasi bulanan adalah makanan, minuman, dan tembakau, dengan tingkat inflasi sebesar 1,07 persen dan andil inflasi sebesar 0,29 persen. Cabai merah dan bawang merah juga diidentifikasi sebagai komoditas penyumbang utama inflasi, masing-masing dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen dan 0,04 persen.
Selengkapnya: money.kompas.com: Inflasi 2023 Terendah dalam 20 Tahun Terakhir, Ini Penjelasan BPS
Kompas TV: BPS: Inflasi Tahun 2023 2,61%, Terendah dalam 20 Tahun Terakhir