Dr. Ir. Jamhadi, MBA: Optimis Pemulihan Ekonomi Indonesia

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7,07% pada triwulan II/2021 dapat dijadikan momentum membangun adaptasi dan membangkitkan ekonomi nasional untuk menjadi normal serta menjadi peluang dalam industri 4.0 dan 5.00.

Optimisme tersebut mengemuka dalam acara Stadium General “Optimisme Pemulihan Ekonomi dari Disrupsi Pandemi Dunia dengan Menyiapkan SDM Unggul Produktif dan Kompetitif dalam Industri 4.0 ke 5.0”. Acara  diselenggarakan oleh APVOKASI Jatim bekerja sama dengan Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari  Banjarmasin.

Acara yang berlangsung pada Sabtu (11/9) pukul 09.30 sampai 11.30 menampilkan narasumber Dr. Ir. Jamhadi, MBA, Ketua Umum APVOKASI Jatim.

Dalam presentasinya Dr. Ir. Jamhandi memperlihatkan beberapa poin penting. Antara lain mengenai pertumbuhan ekonomi di tahun 2021. “Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara, kenaikan 7,07% Indonesia sudah terbilang cukup bagus,” kata Ketua Wantimbang KADIN Surabaya itu.

Dikatakan,  di Jawa Timur sektor pertanian atau perkebunan memberikan sumbangan sebesar 13.36% pada PDRB Jawa Timur. Sektor ini masih berpeluang besar untuk ditingkatkan guna mengangkat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.

Menurut Jahmadi, saat ini telah terjadi pergeseran perilaku penjualan, dari direct selling menjadi berbentuk online selling.  “Pandemi Covid-19 sepertinya mengubah beberapa perilaku masyarakat dalam hal ekonomi dan mengakselerasi penggunaan aplikasi dan website pada platform digital seperti laptop dan android,” katanya.

Ditambahkan, banyak masyarakat yang awalnya terbiasa dengan melakukan direct selling, sekarang menjadi online selling. Dengan maraknya digitalisasi, maka mau tidak mau pebisnis harus mengubah pola berbisnis dan pola marketing yang sesuai.

Pada bagian lain Jahmadi juga menyinggung potensi Indonesia dalam bisnis industri halal. Peluang bisnis halal industri dunia saat ini sangat terbuka. Potensi Indonesia sebagai pasar (muslim consumner) terbesar di dunia perlu dioptimalkan dengan cara mendorong Indonesia menjadi produsen produk halal.

“Jawa Timur sendiri sedang mempersiapkan regional ekonomi syariah terbesar di Indonesia yang akan mengintegrasikan sektor keuangan dengan sektor riil berbasiskan ekonomi rakyat,” katanya.

Selain itu pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia juga cukup menggembirakan. Hal ini terlihat pada kontribusi sektor ekonomi kreatif  terhadap perekonomian Indonesia. Subsektor makanan masih menyumbang tertinggi sebanyak 41.47% disusul dengan fesyen 17.48% dan kerajinan (craft) sebesar 14.99%. Sedangkan sektor subsektor pengembangan aplikasi menyumbang sebesar 1.93%,dan produk desain sebesar 0.25%.

Dr. Ir. Jamhadi mengaku optimis jika Indonesia masih memiliki peluang yang bagus dalam era industri 4.0 ke 5.0. Sebagai contoh kita berpeluang dalam inovasi teknologi konstruksi di era 4.0 saat ini yakni prefabrikasi, 3D printing, material bangunan ramah lingkungan, konektivitas, augmented reality dan teknologi trenchless.

Menurutnya, bisnis konstruksi di era 4.0 dan 5.0 memiliki sejumlah ciri atau tren. Pertama, semua konstruksi atau bangunan akan terhubung dengan manusia melalui IOT (internet of things). Kedua, terdapat teknologi critical control of remote device yakni semua alat dapat dikontrol secara jarak jauh, hal ini dibutuhkan pada pekerjaan yang memiliki risiko tinggi. 

Ketiga, semua bangunan akan terkoneksi oleh internet di manapun kapanpun. Keempat, berkembangnya smart vehicle transpotation dan smart infrastruktur,” katanya. (adm-setyo)

Lampiran Foto Kegiatan:

idei
admin

Tinggalkan Balasan