Pada kesempatan kali ini kita berbincang hangat dengan Ketua Umum Kamar dagang dan industri Indonesia (Kadin) Jawa Timur periode 2019-2024, H. Adik Dwi Putranto, S.H. Banyak hal menarik diulik. Bagaimana gambaran ekonomi 2021?
P : Di penghujung 2020 dan memasuki tahun baru, orang suka melakukan refleksi dan proyeksi. Bagi Kadin Jatim, apa yang bisa dicatat dari kondisi pandemi akhir-akhir ini dan bagaimana outlook ekonomi Jatim 2021?
J: H. Adik Dwi Putranto, S.H.: Pandemi Covid memang masih membayangi-bayangi. Kekhawatiran akan krisis kesehatan dan perlambatan kinerja ekonomi menjadi perhatian penuh, apalagi angka penyebaran Covid melonjak lagi satu bulan terakhir ini. Untuk itu perlu ada langkah taktis penyelamatan ekonomi yang didasari pada realitas saat ini. Kami dari Kadin Jatim, sebagai wadah pengusaha Jatim, menganggap perlu memprediksi apa yang akan terjadi pada 2021, bagaimana kinerja ekonomi, serta strategi yang akan dilakukan.
P : Lebih spesifik, bagaimana kondisi ekonomi Jatim?
J : Menurut survei kondisi dunia usaha dan survei penjualan eceran yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia, ada indikasi perbaikan aktivitas usaha dan penguatan penjualan eceran di Jatim pada triwulan Ill/2020. Kinerja lapangan usaha utama mulai membaik seperti pada industri pengolahan, perdagangan dan konstruksi. Sektor pariwisata juga sudah membaik tapi masih terkontraksi, karena masih terbatasnya aktivitas masyarakat untuk melakukan kegiatan wisata. Kinerja ekspor Jatim juga menunjukkan gelagat cukup baik. Secara komulatif, ekspor Jatim dari Januari hingga November 2020 mencapai USS 17,44 miliar.
P : Lalu proyeksi ekonomi 2021?
J : Dengan melihat sejumlah variabel yang ada, dan melihat upaya pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan pemerintah, Kadin Jatim sangat optimis kalau kinerja ekonomi tahun depan akan jauh lebih baik dibanding tahun ini. Kami juga optimistis target pertumbuhan sebesar 5% sampai 6% di tahun 2021 dapat tercapai. Itu realistis, tetapi tentu saja kenaikannya bertahap. Mungkin pada triwulan I/2021 kondisi ekonomi masih belum banyak bergerak tetapi juga tidak minus. Saya perkirakan pertumbuhannya bisa mencapai nol koma persen.
Kalau melihat postur APBD Jatim 2021 yang telah disahkan, persentasi terbanyak secara anggaran paling besar di sektor pendidikan, mencapai 51,8%. Porsi itu untuk pembiayaan sekolah BPOPP dan Bosda. Juga untuk membangun infrastruktur, sekolah-sekolah. Menurut Kadin Jatim, postur APBN dan APBD Jatim dapat mendukung percepatan atau pemulihan ekonomi di Indonesia maupun di Jawa Timur.
Yang paling penting ke depan adalah upaya untuk menambah daya beli yang akhir-akhir ini cukup rendah. Kalau ngomong daya beli, berarti ngomong bagaimana kita meningkatkan produksi maupun ekspor, yang selama pandemi ini menurun drastis. Untuk meningkatkan produksi, kita harus juga meningkatkan permintaan baik dalam negeri maupun luar negeri.
Kalau melihat APBN, menurut saya sudah bisa mendukung daya beli. Karena di APBN ada banyak kegiatan-kegiatan yang bersifat massal, juga pembangunan infrastruktur yang sifatnya padat karya. Ini belum termasuk stimulus dan subsidi-subsidi yang disalurkan pemerintah dalam rangka memperkuat daya beli. Untuk meningkatkan data beli juga harus ada kegiatan promosi-promosi yang harus dilakukan oleh kita semua.
Besarnya anggaran pendidikan, bisa menjadi peluang bagi Kadin Jatim untuk ikut berkontribusi melalui penerapan pendidikan vokasi sistem ganda serta pelaksanaan sertifikasi profesi. Selama ini, Kadin Jatim berkomitmen pada peningkatan kualitas SDM dan tenaga kerja di Jatim agar produktivitas dan daya saing industri meningkat.
P : Menurut Kadin, strategi apa yang harus disiapkan?
J : Setidaknya ada lima strategi. Pertama, mempercepat penyerapan anggaran, meningkatkan konsumsi rumah tangga dengan cara subsidi pemerintah. Langkah kedua, turut aktif melakukan promosi ke luar negeri, untuk barang-barang ekspor. Ketiga, percepatan pembangunan infrastruktur pendukung. Keempat, pembangunan SDM unggul. Kelima, pembinaan startup business atau UMKM.
P : Berkait dengan pembangunan SDM unggul, apa yang sudah dilakukan Kadin Jatim?
J : Banyak. Salah satunya melalui Kadin Institute yang menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi SDM, mencetak pengusaha andal. Kadin Jawa Timur dengan Jerman sudah empat tahun bekerja sama. Programnya dual system atau link and supermach. Peserta didik belajar di sekolah dan juga belajar di industri. Kalau di sekolah sudah ada guru yang mengajari, maka di industri harus ada guru yang bener-bener gurunya di industri. Kadin programnya mencetak guru-guru yang berasal dari industri, jadi kalau anak magang tidak hanya disuruh beli kopi dan foto kopi, tapi bener-bener ada kurikulumnya.
P : Kadin merupakan jembatan antara pengusaha dengan pemerintah. Bagaimana relasinya selama ini?
J : Alhamdulillah, Ibu Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jatim, selalu melibatkan Kadin untuk bersama-sama meningkatkan ekonomi nasional baik dari segi peningkatan sumber daya manusia, industri, hingga perdagangan. Contoh kecil, kemarin kami mengadakan pameran Indonesian Product Expo (Inapro), tanggal 19-22 November 2020, di Grand City Mall Surabaya, Bu Khofifah dengan dinas-dinasnya semua support menyuarakan inapro. Ini program investasi, butuh waktu, tidak bila langsung terlihat hasil transaksinya. Yang penting, bagaimana kita memberi semangat kepada UMKM untuk lebih optimistis, apalagi waktu itu masih pandemi, kita masih dibatasi, tamunya hanya boleh sekitar 200-an.(*)
Sumber : Media Konsultan Inkindo