IDEI – Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) disebut-sebut tengah mempertimbangkan langkah investasi di PT Goto Gojek-Tokopedia Tbk (GOTO) menyusul rencana merger perusahaan tersebut dengan raksasa teknologi asal Malaysia, Grab. Langkah ini ditengarai sebagai bagian dari upaya meredam kekhawatiran pemerintah terkait potensi monopoli dalam sektor layanan transportasi digital.

Namun, rencana keterlibatan Danantara menuai kritik dari sejumlah pihak. Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda, menilai bahwa masuknya Danantara dalam entitas gabungan GOTO-Grab justru bisa memperparah distorsi persaingan usaha di sektor ini. Ia menyoroti potensi konflik kepentingan jika lembaga yang berafiliasi dengan negara ikut serta dalam operasi komersial.
“Merger GOTO dan Grab saja sudah menimbulkan kekhawatiran atas persaingan usaha, apalagi jika Danantara juga terlibat langsung sebagai operator. Ini bisa memicu intervensi negara dalam pengambilan keputusan persaingan usaha,” ujar Huda saat dihubungi, Minggu (8/6).
Lebih jauh, ia memperingatkan bahwa langkah ini bisa menghalangi pemain lain untuk masuk ke pasar, karena mereka akan menghadapi entitas yang secara tidak langsung didukung negara. Ia juga mempertanyakan apakah keterlibatan Danantara merupakan strategi untuk menghindari potensi sanksi dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Sementara itu, laporan Bloomberg mengindikasikan bahwa Danantara masih berada pada tahap awal penjajakan investasi terhadap entitas gabungan GOTO-Grab. Perusahaan pengelola dana investasi milik negara tersebut disebut sedang mempelajari kemungkinan mengambil porsi saham minoritas.
Adapun sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa Grab menargetkan proses merger rampung pada kuartal II 2025. Nilai valuasi gabungan diperkirakan mencapai US$ 7 miliar atau sekitar Rp 114 triliun.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Danantara maupun GOTO terkait isu tersebut. Grab Indonesia pun memilih irit bicara. “Kami tidak berkomentar tentang hal ini,” ujar perwakilan manajemen Grab Indonesia, Sabtu (7/6).