Hari Raya Waisak merupakan momen suci bagi umat Buddha yang memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama: kelahiran, pencerahan, dan wafatnya. Di tahun 2569 BE atau 2025 Masehi ini, Waisak mengajak kita semua—baik umat Buddha maupun masyarakat umum—untuk merenungkan makna damai, welas asih, dan kebijaksanaan di tengah dunia yang penuh tantangan.

Waisak bukan hanya seremoni keagamaan, tetapi juga panggilan untuk menumbuhkan kedamaian dalam hati. Dalam ajaran Buddha, penderitaan adalah bagian dari hidup, namun dengan melatih pikiran, berbuat baik, dan menjaga kesadaran, kita bisa mengatasi penderitaan tersebut. Semangat inilah yang relevan bagi kita semua dalam menghadapi krisis global, perpecahan sosial, dan kegelisahan batin.

Melalui Waisak, mari kita belajar dari keteladanan Buddha—untuk tidak membalas kebencian dengan kebencian, tapi dengan cinta kasih. Kedamaian dunia berawal dari kedamaian individu. Oleh karena itu, Waisak tahun ini menjadi pengingat penting bahwa transformasi dunia dimulai dari dalam diri kita sendiri.